![]() |
Ahadin turun dari perahunya menuju rumah |
Demak – Sekitar pukul enam pagi di pesisir desa Kedungmutih
kecamatan Wedung kabupaten Demak tampak beberapa perahu bersandar di dermaga
sederhana dari bamboo. Satu nelayan turun dari perahu dengan membawa termos
besar dan ember kecil. Ia melewati jembatan kecil yang terbuat dari empat
batang bamboo.
Nur Ahadin nama nelayan yang baru
saja turun dari perahu mesinnya. Sesampainya di depan rumah iapun menurunkan termos
besar dan juga ember hitam kecil. Dari dalam rumah keluar istrinya yang
kemudian menyambut kedatangan suaminya. Wanita beranak dua itupun kemudian
membuka termos berisi udang untuk dipilah-pilah.
“ Saya berangkat miyang sore hari .
habis shalat Ashar saya berangkat sendirian. Semalam suntuk saya membelah laut
untuk mencari ikan. Alhamdulillah hasil hari ini hanya cukup untuk belanja
sehari saja. Laut sedang sepi “, kata Nur Ahadin pada kabarseputarmuria yang
menyambangi rumahnya RT 08 RW 01 .
![]() |
Tunjukkan udang hasil tangkapan |
Nur Ahadin mengatakan , awal bulan
Nopember ini suasana laut sedang sepi sehingga ratusan perahu nelayan diparkir
dipinggir sungai. Yang berlayar hanya beberapa nelayan saja termasuk dirinya.
Ini semua ia lakukan karena hanya nelayan pekerjaan sehari-harinya. Meski
hasilnya hanya sedikit yang penting bisa untuk belanja harian.
“ Ya gimana lagi meski laut sepi ya
terpaksa miyang malam hari. Kalau hari-hari sepi sehari paling banter dapat Rp
300 ribu kotor. Untuk bekal dan juga bahan bakar habisnya sekitar Rp 200 ribu.
Jadinya ya masih dapat hasil Rp 100 ribu “, aku Nur Ahadin.
Nur Ahadin yang kini berumur sekitar
tiga puluh tahun mengaku , terjun ke laut semenjak lulus SD . Sambil meneruskan
sekolah di SMP iapun beberapa kali tetap ikut miyang orang tuanya atau
tetangganya. Usai lulus SMP iapun tidak melanjutkan sekolahnya karena
keterbatasan biaya. Sehingga nelayanpun menjadi pilihan pekerjaannya.
![]() |
Istri memilah-milah Udang |
Ia kini mengoperasikan perahu dengan
dua mesin yang tidak baru lagi. Perahu dan mesin itupun sudah ia jalankan
hampir lebih sepuluh tahun. Dulunya ia tidak membeli perahu dan mesin baru.
Namun ia membeli bekas dari sesama nelayan tetangganya. Uang pembelian itu ia
kumpulkan sedikit demi sedikit dari hasil miyang sehari-hari.
“ Awalnya saya miyang njurag atau
buruh pada tetangga, dari hasil miyang setiap hari lalu saya kumpulkan.
Bertahun-tahun saya menabung dan akhirnya bisa membeli perahu dan mesin meski
tidak baru . Kalau baru paling tidak butuh Rp 40 Jutaan kalau bekas paling
separohnya “, tambah Nur Ahadin.
Setelah dipergunakan lebih sepuluh
tahun perahu dan mesin yang ia jalankan mestinya harus diperbaharui . Namun
karena ketiadaan modal iapun tetap memaksakan untuk membelah lautan setiap
harinya. Meski kadang harus mengeluarkan biaya servis untuk perahu dan mesinnya
, hal itu bukan halangan untuk tetap pergi ke laut. Meski kadang harus prei
satu hari atau dua hari tunggu perbaikan perahu dan mesin.
![]() |
Perahu mesin milik Nur Ahadin |
“ Ya inginnya sih ganti perahu yang
baru , habis gimana lagi hasil miyang setiap harinya habis untuk kebutuhan
sehari-hari . Ya mudah-mudahan ada bantuan mesin atau perahu untuk nelayan di
sini “, harap Nur Ahadin yang sudah menjadi anggota kelompok dan juga mempunyai
kartu Nelayan.
Dari pantau Kabarseputarmuria.com dilapangan
kisah Nur Ahadin ini merupakan salah
satu contoh nelayan di desa Kedungmutih yang hampir dialami semua nelayan yang
tinggal di kecamatan Wedung kabupaten Demak. Oleh karena itu diharapkan kepedulian
pemerintah khususnya Kementrian Kelautan dan Perikanan. Untuk memberikan
bantuan perahu atau mesin pada nelayan.
Sehingga sudah pas kiranya jika pada
tahun 2016 yang akan datang pemerintah menggelontorkan bantuan perahu pada
nelayan. Bantuan itu diharapkan untuk menggantikan perahu nelayan yang sudah tua
. Dengan digantikannya perahu mereka akan menambah kinerja mereka dalam
menangkap ikan dilaut. (Muin)
MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH Butuh Garam Krosok Demak Hubungi HAMZAWI 085727809314
0 Response to "Kisah Nur Ahadin Nelayan Kedungmutih, Tak Kuat Beli Perahu Mesin Baru Bekaspun Tetap Ia Jalankan"
Post a Comment