![]() |
Nelayan tunjukkan rajungan hasil tangkapan |
Demak – Salah satu hasil laut dari kawasan Demak adalah kepiting jenis
rajungan. Nelayan dari Demak merupakan salah satu pemasok Rajungan untuk
kebutuhan ekspor di provinsi Jawa Tengah. Meskipun hanya sebagai pengumpul saja
namun hasil nelayan di Demak cukup besar. Hasil dari para pengepul itu biasanya
di setorkan ke pabrik-pabrik pengekspor rajungan di daerah Pati dan Rembang.
Salah satu desa penghasil rajungan di kecamatan Wedung
adalah desa Kedungmutih , Kedungkarang, Babalan . Ketiga desanya ini warganya
ada yang hidup dari menjebak kepiting rajungan. Alat yang digunakan untuk
menangkap kepiting ini tidak berupa jaring ,namun berbentuk alat penjebak.
Dibuat dari besi dan juga waring.
Untuk mengoperasikan alat jebak ini nelayan
membutuhkan umpan berupa ikan rucah. Setiap perahu nelayan membawa alat jebak
ini 150 – 200 buah. Alat ini kemudian di jatuhkan ke dalam laut dengan
menggunakan tali panjang. Jarak jebak satu dengan jebak yang lain sekitar 2-3 meter
. Setelah umpan dijatuhkan bersama jebak beberapa jam kemudian jebak di angkat
satu persatu begitu seterusnya.
![]() |
Dujual ke pengepul |
“ Kalau alat ini tidak butuh banyak bahan bakar ,
sesampainya kita dilaut alat jebak kita beri umpan ikan rucah lalu kita
jatuhkan ke laut . Setelah kita tunggu beberapa lama baru kita angkat satu
persatu. Terus daerah tangkapan kepiting rajungan ini juga masih dipinggir “,
ujar Syaiful pada kabaredemak.com
Dulu ketika harga kepiting bagus para nelayan penjebak
kepiting penghasilan sehari-harinya cukup bagus. Namun beberapa tahun terakhir
ini penghasilan nelayan jebak rajungan menurun drastic. Turunnya harga lebih
separuh dari harga yang dulu. Sebelumnya kurang lebih setahun yang lalu harga
rajungan paling besar perkilonya pernah mencapai Rp 70 ribu. Namun saat ini
harga rajungan paling mahal sekitar Rp 37 ribu. Sedangkan yang kecil paling
dihargaim pengepul Rp 25 ribu.
Dengan harga rajungan yang semakin turun membuat para
nelayan resah dan gelisah. Pasalnya kebutuhan rumah tangga setiap waktunya
semakin naik namun penghasilan semakin turun akibatnya biaya operasional untuk
melaut sering kurang. Diantaranya perawatan mesin dan juga perahu dulunya bisa disediakan
dari tabungan penghasilan kini tidak mencukupi lagi. Akibatnya dana yang
digunakan untuk perawatan mesin, perahu dan alat tangkap tersedot untuk
memenuhi kebutuhan harian.
“ Dulu ketika harga rajungan bagus saya bisa menabung
yang tujuannya untuk perawatan operasional alat tangkap. Namun saat ini sudah
tidak bisa lagi menabung hasil harian sedikit paling banter dapatnya Rp 200
ribu itupun sebulan tidak bis full karena cuaca yang buruk “, kata Syaiful.
Turunnya harga rajungan ini dibenarkan oleh Mufalihah
pengepul rajungan dari desa Kedungmutih. Dulu sebelum turun harga perolehan
nelayan bisa sampai Rp 500 ribu – 900 ribu . Tetapi semenjak harga rajungan
turun paling banter nelayan mendapatkan hasil Rp 300 ribu itupun tidak tentu .
Dengan harga yang turun itu setiap miyang nelayan perolehannya berkisar Rp 150
ribu – 200 ribu. (Muin)
Butuh Garam Krosok Demak Hubungi HAMZAWI 085727809314
0 Response to "Harga Rajungan Makin Murah , Membuat Nelayan Wedung Gelisah"
Post a Comment