Demak - Petani di wilayah Wedung Utara yang meliputi
desa Bungo , Mutih Kulon, Mutih Wetan , Jungpasir dan Tedunan saat ini sedang
panen raya. Sawah yang dahulunya sepi kini ramai didatangi para pekerja panen
padi . Mereka ada yang warga setempat namun banyak pula warga pendatang. Warga
pendatang biasanya adalah tenaga pemanen padi yang di bawa oleh para penebas.
Selain padinya di tebaskan atau dijual disawah banyak pula petani yang
memanen sendiri sawahnya . Sehingga para petani memncari tenaga pemanen sendiri
dan gabahpun dibawa pulang unntuk dikeringkan di rumah masing-masing. Hal
inilah yang membuat pemandangan di desa-desa pertanian ini ibarat lautan gabah.
Halaman rumah , gang-gang sampai jalan rayapun di gunakan untuk menjemur padi
mereka. Apalagi jika cuaca panas hampir semua gabah dikeluarkan untuk
dikeringkan.
“ Ya jadi petani harus siap kerja keras pak mulai tanam padi sampai
panenpun harus dikerjakan sendiri seperti ini . Kalau di tebaskan keuntungan
sangat kecil mau tidak mau juga harus dikeringkan sendiri seperti ini “, tutur
seorang ibu warga desa Tedunan pada kabaredemak.com
Ibu Dah mengatakan ia merupakan penyewa sawah ,ia dan suaminya setiap
tahun menggarap sawah sewaan. Sawah desa Tedunan paling banyak panen dua kali .
Untuk bulan ini baru panen pertama kali. Masih ada panen kedua yang dinamakan
gadu. Untuk MT I ini separuh hasil sawahnya ditebaskan laku Rp 20 juta .
Sedangkan separuhnya di panen sendiri , gabah di bawa pulang.
“ Ya sebagian untuk persediaan di rumah , siapa tahu hasil gadu kurang
bagus , Jadinya saya masih punya persediaan gabah di rumah. Jika dirumah tidak
ada persediaan gabah rasanya gimana “, tambahnya.
Di tanya hasil menggarap sawah , bu Dah mengatakan jika hasilnya bagus
ada kentungan yang lumayan . Namun jika hasil panen kurang bagus ya kadang
nomboki. Namun beberapa tahun ini hasil panen di desa cukup lumayan sehingga
warga masih bersemangat untuk menanam padi.Namun yang membuat kesal itu jika
tiba-tiba harga gabah turun.
“ Yang namnya usaha ya kadang untung ya kadang rugi , tetapi untung dan
ruginya banyak untungnya . Dulu pernah merugi karena harga pupuk mahal panen
kena hama jadinya tombok “, katanya lagi.
Kepala Desa Mutih Wetan M. Lutfie Noor mengatakan saat ini sawah
warganya yang sudah di panen mencapai 75 persen. Hasil panennya tergolong
sedang yang pertama bagus namun yang belakangan banyak yang diserang beluk.
Sehingga hasilnya padi kurang bagus. Jika hasil panen bagus biasanya penebas
berminat untuk membelinya .
Namun sebaliknya jika hasil panen kurang bagus petani terpaksa memanen
sendiri hasil sawahnya. Untuk MT I biasanya hampir seluruh sawah di tebaskan
sehingga area persawahan cukup ramai dengan datangnya para penebas dengan
aktifitas bongkar muat gabah dari area persawahan untuk di bawa ke tempat lain.
Untuk harga tebasan tahun ini ada penurunan yang banyak . Per bau tahun lalu
laku Rp 15 juta namun tahun turun paling tinggi perbau dihargai Rp 10 Juta
rupiah.
“ Kalau untuk desa Mutih Wetan hitungan petani yang menggarap sawah
masih ada ratusan orang . Sedang luas garapan perkiraan ada sekitar 200
hektaran. Ada yang di Timur Jalan dan ada juga yang di Barat jalan. Memang ada
yang dibuat tambak tetapi tidak banyak “, kata M.Lutfie Noor. (Muin)
Butuh Garam Krosok Demak Hubungi HAMZAWI 085727809314
0 Response to "Panen Padi , Jalan Rayapun Untuk Jemur Padi Tahun Ini Harga Tebasan Anjlok"
Post a Comment