![]() |
Pak Wagini pegaram desa Kedungkarang |
Demak – Desa kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak merupakan
desa sentra pembuatan garam. Pada mjusim kemarau seperti ini lahan di desa itu
sudah mulai menghasilkan garam. Garam dibuat dari pemanasan air laut di dalam
petak-petak yang dibuat khusus membuat garam.
Salah satu pegaram yang kini sudah mulai menuai hasil adalah pak
Wagini. Ia bukan pemilik lahan namun menyewa lahan garam setiap tahunnya. Jika
tidak diperpanjang sewanya iapun beralih tempat untuk menyewa lahan garam di
tempat lainnya. Begitu seterusnya dan sudah dijalani lebih lima belas tahun.
“ Kalau dihitung saya membuat garam sudah lebih 15 tahun, karena
menyewa ya sering pindah-pindah tergantung lahan yang disewa. Tahun kemarin
saya menggarap lahan di daerah Mutih Kulon. Tahun ini disini dekat dengan rumah
“, ujar Pak Wagini pada kabaredemak.com
Selama lebih lima belas tahun menyewa lahan garam , Pak Wagini
mengaku banyak untungnya daripada ruginya. Hasil dari menyewa kahan itu selain
bisa untuk menyewa lahan berikutnya , juga bisa untuk mencukupi kebutuhan rumah
tangga sehari-hari.
“ Ya kalau untuk hidup sederhana menyewa lahan garam cukup bisa
untuk kehidupan sehari-hari . Untuk biaya sekolah dan kebutuhan kecil lainnya.”
Aku pak Wagini.
Tahun ini pak Wagini menyewa lahan garam di blok TJT senilai 18
juta rupiah. Ia kerjakan lahan mulai bulan Mei yang lalu. Dan pada pertengahan
Agustus 2016 ini ia mulai memanen lahannya. Namun sayang lahan yang disewanya
belum ada geo membrane atau plastic hitam . Sehingga garam yang dihasilkan
belum begitu bagus dan harganyapun lebih murah.
Pak Wagini mengatakan , ketika menyewa lahan pada pemilik memang
tidak ada geo membrane . Entah memang belum mendapatkan bantuan atau sudah
namun tidak diberikan kepadanya. Meskipun tidak menggunakan mebran namun hasil
garam yang dihasilkan kualitas umum dam masih laku Rp 30 ribu setiap kwintalnya
di lahan.
“ Kalau garam yang dari geomembran harganya lebih mahal sedikit
terpaut Rp 5 ribu – 10 ribu rupiah. Lha gimana lagi mau beli geo membrane yang
harus keluar uang lagi sewanya ada sudah mahal “, kata Pak Wagini.
Membuat garam menurut pak Wagini cukup mudah , yang sulit adalah
membuat garam dengan kualitas yang baik putih dan bersih selain itu bisa masuk
pabrik dan harganya mahal. Saat ini ia baru bisa membuat garam dengan kualitas
yang biasa sehingga harganya biasa-biasa saja.
Sehingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prawono ketika mengadakan
kunjungan di Jepara mengajak pegaram untuk membuat garam yang baik. Sehingga
negara tidak lagi harus mengimpor garam , namun garamnya bisa disuplai oleh
petambak garam. Namun untuk membuat garam kualitas industry harus ada
peningkatan teknologi misalnya membuat garam dengan geomembran dan teknologi
lainnya .(Muin)
INILAH VIDEONYA
0 Response to "Pak Wagini Pegaram dari Desa Kedungkarang , Sewa Lahan Belum Ada Geomembran"
Post a Comment