![]() |
Mbah Aspiyah bergambar dengan Ibu Sonah dan dua cucunya Aisyah dan Slamet |
Demak – Menjadi orang susah atau miskin bukan harapan , namun sudah ada
yang mengatur. Begitu juga seperti halnya mbah Aspiyah ( 70 ) dan Ibu Sonah
(50) warga desa Kedungkarang RT 004 RW 001 yang rumahnya di belakang SD. Selama puluhan tahun
tinggal di gubug bambu reyot . Berdinding bamboo dan papan tua.
Jika musim hujan tiba beberapa gentingnya bocor sehingga lantai
yang berupa tanah liat becek dan licin . Rumah berukuran 5 X 5 meter itu hanya
ada satu kamar tidur , ruang tamu dan dapur sederhana. Sedangkan mandi dan cuci
harus ke kolam yang jaraknya sekitar 100 meter.
“ Ya gimana lagi tak ada uang untuk memperbaiki , saya hanya
buruh cuci dan ibu sudah tua dan tidak bekerja lagi. Sedangkan suami saya sudah
lebih 10 tahu meninggalkan saya “, aku ibu Sonah pada kabaredemak.com
Ibu Sonah mengatakan sehari-hari ia makan dari hasil buruh
mencuci . Penghasilannya tidak tentu kadang Rp 30 ribu , kadang Rp 25 ribu
paling banyak sehari dapat Rp 40 ribu. Uang sebesar itu untuk makan 4 orang ,
dia sendiri , ibunya dan juga dua anaknya Aisyah dan Slamet Riadi.
![]() |
Dinding rumah Mbah Aspiyah |
Karena penghasilan yang minim itulah ia tidak bisa memperbaiki
rumahnya . Dulu rumahnya semi permanen , namun karena tak ada biaya untuk
memperbaiki akhirnya roboh. Oleh tetangga kanan kirinya akhirnya didirikan
rumah sederhana berdinding bambu dan papan bekas rumah lama.
“ Ya gimana lagi untuk makan saja susah pak , apalagi mikir
rumah rusak ya tidak kepikiran. Mudah-mudahan ada yang kasihan pada saya .
Kalau musim hujan ya kedinginan dan bocor habis gimana lagi “, kata Sonah
terbata-bata.
Sedangkan Mbah Aspiyah mengatakan , tanah yang didirikan rumah
dulu kolam pemberian tetangganya kemudian ia urug . Sedangkan rumah dulu
lumayan bagus namun semenjak suaminya
meninggal sampai sekarang tidak ada biaya untuk memperbaiki .
Ketika ada program bedah rumah dulu pernah di foto oleh
perangkat desa untuk diajukan. Namun entah mengapa sampai sekarang rumah yang
ia tempati meski tidak layak namun tidak mendapatkan bantuan . Dia berharap ada
fihak yang membantu perbaikan rumah yang ia tempati bersama anak dan cucunya.
“ Ya gimana Pak , Untuk makan saja susah jadi tak punya pikiran
memperbaiki rumah . Kalau hujan ya kehujanan dan kalau panas ya kepanasan .
Kasihan cucu cucu saya “, kata Mbah Aspiyah.
Desa Kedungkarang dulunya termasuk desa Miskin oleh karena itu
sampai saat ini masih ada beberapa rumah yang tidak layak huni yang harus
dipikirkan untuk di rehab. Selain pemerintah lewat program Bedah rumah juga
masih ada program lain yang digagas oleh swasta. Sudah saatnya mereka hidup
layak seperti yang lainnya .
Nah itulah sekilas kehidupan mbah Aspiyah dan Ibu Sonah bila
anda ingin membantu mereka bisa menghubungi KOHD (KOMUNITAS OMAH HARAPAN DEMAK ) . Berapapun bantuan anda akan
meringankan beban dan juga membuat mereka gembira . Silakan bantuan anda di
tunggu (Muin)
0 Response to "Rumah Mbah Aspiyah Kedungkarang Tak Layak Huni, Ada Yang Membantu ?"
Post a Comment