![]() |
Cangkul Import |
JAKARTA- Matacangkul asal Tiongkok bakal membanjiri Indonesia. Saat ini saja 86.000 buah mata cangkul impor sudah berada di Pelabuhan Belawan, Medan. Kebijakan pemerintah membukan kran importasi yang dilakukan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) itu menjadi polemik.
Kebijakan pemerintah mengimpor mata cangkul dari Tiongkok itu menurut Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) sangat memalukan. Langkah tersebut dinilai oleh Sekretaris Jenderal Humanika Sya’roni sangat tidak masuk akal karena, untuk memproduksi cangkul saja Indonesia tidak mampu. “Rezim Jokowi benar-benar telah membuat bangsa ini malu.
Bangsa yang mengklaim sebagai bangsa agraris harus mengimpor cangkul dari Tiongkok,” terang dia dalam keterangan tertulisnya kepada Suara Merdeka, kemarin. Kebijakan pemerintah mengimpor mata cangkul bisa dianggap menghinakan diri.
Apa pun alasannya, mengimpor mata cangkul merupakan kebijakan yang salah besar. Karena itu, Sya’roni mendesak agar Presiden Jokowi segera membatalkan impor cangkul dan juga segera mengembalikan cangkul yang sudah terlanjur sampai di Indonesia. Cangkul buatan Tiongkok ternyata sudah berdedar di Indonesia.
Bahkan sangat mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, antara lain di Pasar Babadan, Kabupaten Semarang. Salah satu pedagang alat pertanian, Sri (45) mengaku, tidak tahu persis kapan mata cangkul tersebut masuk ke Kabupaten Semarang. Dia bersama pedagang lain sudah lama menjual mata cangkul berlogo ayam jantan dan bertuliskan huruf Tiongkok di sisi kiri dan kanan besi penampangnya itu.
”Persisnya mulai kapan saya tidak ingat,” ungkapnya kepada awak media, Senin (31/10). Meski harganya lebih mahal dibandingkan dengan cangkul buatan lokal, yakni per unitnya Rp 85 ribu, namun mata cangkul yang bagian pelat besinya dilapisi cat hitam agar tidak berkarat itu justru diburu petani karena dinilai lebih awet.
Di sisi lain, di Pasar Babadan juga banyak dijual mata cangkul buatan pabrik asal Surabaya dengan harga rata-rata Rp 35 ribu/unit. Bila diamati dari dekat, perbedaaan mata cangkul buatan Tiongkok dan Surabaya, sepintas tidak terlalu banyak. Meliputi lebar pelat besi yang hanya selisih beberapa milimeter saja, cangkul asal Tiongkok lebih lebar.
Menyikapi masuknya mata cangkul asal Tiongkok, Kementerian Perindustrian menegaskan tidak akan mengeluarkan izin impor lagi di masa mendatang. Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, kebutuhan mata cangkul di dalam negeri mencapai 10 juta unit.
Selama ini, sebagian besar mata cangkul yang dibutuhkan sektor pertanian diproduksi di dalam negeri. Sebelumnya ada izin importasi mata cangkul untuk PT PPI pada Juni 2016 dan berakhir Desember 2016. Namun, jumlah mata cangkul yang diimpor sekitar 86.000 unit dari jumlah kebutuhan sebanyak 10 juta unit.
Ke depan, PT Krakatau Steel dan PT Boma Bisma Indra (BBI) akan memenuhi kebutuhan cangkul nasional dengan melibatkan industri kecil dan menengah (IKM). ”Enggak (impor lagi). Krakatau Steel sudah bisa produksi bahan bakunya. BBI sudah bisa bikin pacul-nya dan IKM sudah bisa membuat pacul,” ucapnya.
Tiga BUMN
Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Dodi Edward mengatakan, pihaknya mengakui pernah membuka keran importasi cangkul yang diberikan kepada PT PPI. Namun, yang diimpor belum berbentuk utuh melainkan hanya mata cangkul.
Izin impor tersebut diberikan pada 9 Juni 2016 untuk jangka waktu enam bulan hingga 9 Desember 2016. Impor dilakukan lewat pelabuhan di Medan, Sumatera Utara. Alokasi yang diberikan pemerintah untuk PPI sebanyak 1,5 juta unit. Dari alokasi yang diberikan, hanya 5,7% atau 86.160 unit yang telah direalisasikan.
“Jadi, ini tidak dilakukan serta merta, melihat realisasi dan kebutuhan yang ada,” imbuhnya. Ke depannya, sambung Dodi, pihaknya akan memberikan kesempatan kepada perusahaan pelat merah memproduksi mata cangkul untuk kebutuhan dalam negeri. Dua perusahaan telah ditunjuk yakni PT Krakatau Steel dan PT Boma Bisma Indra , serta PPI untuk distribusinya.
Di tempat sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menambahkan, pihaknya memberikan mandat kepada tiga BUMN untuk memproduksi 10 juta mata cangkul untuk kebutuhan nasional dalam jangka waktu satu tahun. Tiga perusahaan pelat merah tersebut yaitu PT Krakatau Steel Tbk, PT PPI, dan PTBoma Bisma Indra (BBI).
Krakatau Steel akan bertindak sebagai pemasok bahan baku. Kemudian, BBI akan bertindak sebagai produsen dengan bantuan IKM dalam negeri, serta PPI akan bertindak sebagai distributor yang akan memasarkan produk mata cangkul buatan dalam negeri tersebut. Sementara itu, Direktur Utama PT BBI Rahman Sadikin mengungkapkan, kapasitas produksi mata cangkul sebesar 700 ribu unit per tahun.(bn,H86-74,90)
0 Response to "Impor Cangkul dari China Benar-benar Telah Membuat Bangsa Indonesia Malu"
Post a Comment