![]() |
Mbah kardi baju biru salah satu tenaga panen padi dari desa Kaliombo |
Jepara – Hari-hari
ini petani di seputaran desa kaliombo kecamatan Pecangaan mulai panen . Sawah-sawah
yang dulunya sepi kini ramai dengan datangnya tenaga buruh panen. Hasil panen
pertama ini lumayan bagus , namun demikian harga gabah yang murah membuat
petani menanggung kerugian. Apalagi ditambah dengan biaya panen manual yang
mahal , sehingga panen pertama kali ini bisa dibilang pak-puk atau ada yang
rugi .
“
Gimana tidak rugi pak , semua mahal mulai dari bibit , obat , tenaga tanam
sampai panen semua tenaga manusia . Sawah seperti ini tidak bisa di panen
dengan mesin karena masih berair “, kata Mashadi (65) petani desa Kaliombo pada
Kabaredemak.com.
Mashadi
mengatakan selain biaya panen yang mahal , harga gabah yang murah membuat petani
kelimpungan. Jika perkwintalnya Rp 400 ribu – 450 ribu habis panen, petani hitungannya masih
dapat keuntungan. Namun saat ini harga padi basah habis panen paling dihargai
Rp 300 – 350 ribu bahkan kurang.
Belum
lagi penyakit yang datang mengganggu yaitu “beluk” ketika padi akan dipotong.
Padi yang seharusnya berisi setelah kena penyakit jadi kosong tidak ada isinya.
Sehingga padi yang dihasilkan berkurang banyak tinggal separuhnya.
“
Petani penggarap seperti saya ini dengan kondisi harga gabah yang murah jelas
mengalami kerugian. Selain operasional penggarapan lahan saya juga menyewa
lahan perdua hektarnya sekitar 10 juta rupiah . Kalau panen bagus dan harga
gabah tinggi sekali panen biaya sewa bisa tertutup dan siasanya sekali panen
merupakan keuntungan”, tambah Mashadi.
Hal
sama juga dikatakan Mursani (55) buruh panen padi di desa Kaliombo . panen yang
kurang bagus dan harga gabah yang murah juga berpengaruh dengan upah panen
padi. Melihat hasil petani yang kurang bagus itu membuat petani tidak mau
membayar upah borongan panen yang tinggi.
Akibatnya
jika panen bagus dan harga gabah mahal setiap harinya ia bisa mendapatkan upah
Rp 100 ribu – 120 ribu. Namun jika panen kurang bagus dan harga gabah murah
sehari ia paling mendapat bagian Rp 70
ribu -80 ribu.
Dengan
kondisi petani yang mengalami kerugian , Mashadi mengharapkan uluran dan
bantuan kepada pemerintah. Misalnya dengan memberikan bibit padi secara gratis
dan juga subsidi untuk pembelian pupuk. Yang tak kalah pentingnya juga bantuan
berupa alsintan ( Alat mesin pertanian) baik masin tanam maupun mesin panen
padi.
“
Untuk bantuan mesin panen kita berharap yang bisa dioperasikan dilahan yang
basah seperti lahan seperti ini. Jika di panen dengan mesin biasanya bisa lebih
irit dan biaya panen bisa dikurangi sehingga kerugian tidak semakin besar “,
ujar Mashadi. (Muin)
0 Response to "Harga Gabah Murah , Petani dan Buruh Panen Sama Sama Merugi "
Post a Comment