Hakim tunjukkan es Cincau |
Demak – Ada
dua plihan ketika Sekolah atau mondok adalah waktunya menuntut ilmu , usai
mondok ya harus bekerja itulah prinsip Khoirul Hakim (25) warga RT 01 RW 04
desa Kedungkarang kecamatan Wedung. Usai mondok 5 tahun di Kudus iapun bekerja
sebagai penjual es buah pinggir jalan. Ia berwirausaha jualan es ini sudah tiga
tahunan di desanya sendiri.
Ide
berjualan es buah ini berasal dari teman sepondokannya di Kudus yang berasal
dari desa Jungsemi. Di desa ini memang sentranya pengusaha es buah dan berbagai
macam rasa lainnya. Sehingga ketika boyong dari pondokan iapun dolan ke rumah
temannya untuk belajar membuat es buah dan berbagai macam rasa.
Untung
temannya itu tak menyembunyikan resep cara membuat es buah tersebut. Dengan
seksama iapun melihat dari dekat cara membuat es buah dan berbagai macam rasa
tersebut. Mulai dari belanja bahan baku seperti buah buahan , cincau , gula ,
rasa dan juga susu cream . Setelah bahan siap semuanya di ramu menjadi satu
dicampur dengan air dan es batu.
“
Alhamdulillah satu kali saya melihat saya langsung berbelanja bahan baku.
Paginya saya langsung membuat sendiri di rumah dan langsung saya jual di
peinggir jalan dekat rumah saya. Hasilnya lumayan bisa habis dan dapat uang
untk belanja bahan hari berikutnya “, kenang Hakim.
Satu
dua hari jualannya laku terus , awalnya ia membuat es buah saja namun karena
ada permintaan iapun menambah dua termos
lagi es cincau dan es rasa mangga sampai sekarang. Dengan tambahan dua termos
itupun penghasilan bertambah banyak. Awalnya hanya satu termos keuntungan
bersih sekitar Rp 50 ribu saja . Namun setelah menjual tiga rasa penghasilan
bersihnya bertambah Rp 125 ribu – Rp 150 ribu .
“
Usaha jualan es seperti ini hasilnya lumayan meski harus berpanas panasan. Jika
3 termos ini habis bisa dapat uang Rp 300 an ribu rupiah . Keuntungannya kurang
lebih ya 50 persen . Saya sudah 4 tahun berjualana disini. Messtinya ada banyak rasa tapi yang laku es buah ,es cincau dan Mangga “, kata Hakim yang
membuka lapak di area depan Balai desa Kedungkarang.
Hakim
mengatakan , pembuatan es buah ,cincau dan mangga ia kerjakan mulai jam 7 pagi
, Kurang lebih satu jam es tiga termos besar itupun sudah siap. Jam setengah
sembilanpun ia angkut termos termos ke lapaknya. Mulailah ia menjemput rejeki
dari orang orang yang lewat untuk mampir membeli es buah buatannya.
Dengan
tekun dan telaten ia tunggui lapaknya itu waktunya sholat iapun sholat
dilanjutkan makan siang . Setelah itu kembali lagi menunggui lapaknya menanti
pelanggan yang datang membeli. Selain warga desa Kedungkarang sendiri pembeli
es buahnya adalah pengendara yang lewat . Setelah jam lima sore masih atau habis iapun menutup lapaknya.
“
Alhamdulillah banyak habisnya , jika panas kencang saya membuat agak banyak .
Tetapi jika mendung jumlah dagangan saya kurangi . jadi harus melihat situasi
cuaca agar dagangan bisa habis semuanya. Tapi sering habis sebelum jam lima
sore “, aku Hakim.
Nah bagi anda yang belum mempunyai pekerjaan dan
ingin berwirausaha jualan es buah dan beberapa rasa bisa menjadi alternative.
Selain modalnya tidak banyak juga cepat laku karena ini minuman yang setiap
hari pasti ada yang membutuhkan. Adapun cara membuatnya
0 Response to "Khoirul Hakim Usai Mondok Tak Malu Berjualan Es Buah Pinggir Jalan"
Post a Comment