Pak Sutrimo Penjual Jamu keliling |
Demak
– Karisidenan
Surakarta atau orang awam menyebutnya Solo merupakan gudangnya penjual jamu .
Sehingga banyak perantau asal Solo yang berprogfesi sebagai penjual jamu. Salah
satunya adalah keluarga Sutrimo yang asli Solo juga mempunyai pekerjaan sebagai
penjual jamu.
“ Istri saya sudah lebih dua puluh tahun menjual
jamu di pasar desa Kedungmutih , kalau saya baru lima tahunan setelah prei
kerja di Jakarta . Alhamdulillah hasilnya meski tidak lebih ya cukup bisa
memenuhi kebutuhan rumah tangga “, aku Sutrimo yang asli Sukoharjo sedangkan
istrinya warga Demak.
Sutrimo sudah lebih 30 tahun tinggal Demak . ia
bertemu dengan istrinya ketika merantau di Jakarta . Di rasakan kerja di
Jakarta makin sulit iapun memboyong keluarganya tinggal di rumah mertua. Di
tempat baru itu istrinya ia ajari membuat jamu warisan leluhurnya.
Bahan baku ia beli langsung dari Solo setiap tiga
bulan sekali . Dengan naik kendaraan umum dari Demak menuju Solo ia belanja
kebutuhan semua empon-empon untuk meramu jamu. Mulai dari kunyit , temu lawak ,
temu giring , daun mint dan masih banyak lagi yang lain. Tak lupa ia juga
kulakan jamu sachet produksi rumahan di daerah solo mulai jamu
pegal linu ,
sawanan, sariawan, sehat perempuan, masuk angin dan masih ada yang lainnya.
“ Ke Solo
selain belanja kebutuhan bahan jamu , juga bisa silaturahmi ke rumah saudara .
Biasanya ya tiga bulan sekali , kalau agak sepi ya empat atau lima bulan
sekali. Setahun paling sedikit dua kali “, papar Sutrimo.
Dari berjualan jamu ini baik istinya di pasar dan ia
keliling penghasilannya cukup lumayan. Selain untuk biaya makan sehari hari
juga bisa digunakan untuk menyekolahkan dua putranya. Yang sulung lulusan
Madrasah Aliyah sedangkan yang kecil lulusan Sarjana PAUD UPGRIS Semarang.
Hasil lainnya adalah untuk memperbaiki rumah.
Istri pak Trimo
berjualan Jamu pagi hari di salah satu los pasar baru desa Kedungmutih
kecamatan Wedung. Berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi dan pulang jam 11
siang. Pelanggannya kebanyakan ibu-ibu yang memounyai anak bayi. Selain untuk
ibunya jamu juga bagus untuk kesehatan bayi.
“ Kalau saya jualan
keliling siang hari sampai sore, keluar dari rumah sekitar jam dua siang . Lalu
berkeliling kampung masuk gang keluar gang dan kembali ke rumah menjelang
maghrib “, kata Pak Sutrimo.
Pendapatan pak Sutrimo
tak menentu namun setiap harinya tak lepas Rp 100 ribu – Rp 150 kotor.
Penjualan jamu bervariasi mulai dari Rp 1.000 – Rp 10 ribu tergantung
permintaan konsumen. Jika hanya ramuan kunir asam , beras kencur , paitan Cuma Rp
1.000. Kalau komplit dengan ramuan jamu bubukan satu kali minum bisa sampai Rp
10 ribu.
Nunung salah satu
pelanggan pak Trimo mengatakan jamu tradisional sangat bagus untuk kesehatan
tubuh kita . Ia rutin mengkonsumsi kunir asem dan beras kencur. Jika pak trimo
keliling pasti ia membelinya. Selain murah harganya juga bagus khasiatnya untuk
tubuh. Daripada mengkonsumsi obat lebih bagus minum jamu. (Muin)
0 Response to "Pak Sutrimo Asli Solo Tinggal Di Demak Jual Jamu Keliling"
Post a Comment