Demak
– Warga
desa Tedunan kecamatan Wedung kabupaten Demak masih gunakan jembatan darurat
untuk menuju ke wilayah Jepara . Pasalnya jembatan permanen yang ada jauh dari
tempat tinggal mereka . Meski harus bayar Rp 1.000 sekali jalan dan Rp 2.000 PP
namun mereka tak keberatan.
“ Ya tidak keberatan Rp 1.000 ya wajar kalau tidak
mau bayar ya harus muter lewat jembatan sebelah sono yang jauhnya lebih satu
kilometer. Meski harus bauay namun warga sini tetap gunakan jembatan darurat
ini “, kata Said warga desa Tedunan pada kabarseputar muria.
Selain warga desa Tedunan yang melewati jembatan
darurat adalah pengendara yang mau ke Demak atau Jepara via desa Tedunan.
Mereka adalah pekerja dari Jepara yang bekerja di Demak atau sebaliknya.
Rata-rata mereka adalah pengguna sepeda motor. Meski harus super hati hati
namun mereka setiap hari lewat jembatan ini.
“ Ya inginnya sih ada jembatan permanen seperti yang
sebelah Barat sono, karena jika musim penghujan jembatan bamboo seperti ini tak
kuat dan roboh. Terpaksa ya harus muter ke barat . Mudah mudahan ke depan
pemkab atau pemprov bangun jembatan tidak darurat terus seperti ini “, harap
Said yang ketua BPD desa Tedunan.
Muhayaroh (57) warga desa Tedunan yang menunggui
jembatan darurat ini mengatakan . Pengendara kendaraan roda dua yang lewat
jembatan ini setiap harinya ada100 an lebih. Kebanyakan mereka adalah orang
luar Tedunan. Mereka setiap harinya harus datang ke tempat kerja. Jika lewat
jembatan ini mereka bisa mengirit waktu tempuh.
“ Ya kalau lewat jembatan sono harus muter butuh
waktu seperempat jam , jadinya ya mereka lewat sini kalau sedang ramai ya dapat
100 ribu , kalau sepi ya Rp 75 ribu .
Mereka sudah tahu dan bayar sendiri masukkan uang ke ember “, kata Muhayaroh
sambil memecah kayu bakar.
Muhayaroh mengaku ia hanya menunggui saja dan dapat
upah dari bos yang membuat jembatan darurat. Adapun penghasilannya adalah
persenan dari yang di dapat. Jika dapat banyak ya nyampe Rp 30 ribu sehari
kalau sepi ya Rp 20 ribu dapat. Untuk membuat jembatan darurat ini memang butuh
biaya banyak selain itu juga ijin ke PSDA.
“ Kalau di bangun jembatan ya nggak papa , waga sini
malah senang tak usah bayar . dan jika musim penghujan tak usah muter muter
sampai sono jauh sekali ,apalagi jika membawa orang sakit kelamaan “, papar
Muhayaroh. (Muin)
0 Response to "Warga Desa Tedunan Demak Masih Gunakan Jembatan Darurat, Dan Bayar Rp 2.000 PP"
Post a Comment