Demak - Jika anda datang ke
desa Tedunan kecamatan Wedung anda pasti melihat dan mendengar suara khas
alat tenun kain manual yang digerakkan manusia dan beberapa alat tenun yang
digerakkan tenaga listrik.
Saat ini ada seratus orang
lebih yang menekuni usaha sebagai penenun kain Troso.Ya tenun Troso karena yang
memasok bahan baku dan memasarkan kain jadi pengusaha dari desa Troso kecamatan
Pecangaan kabupaten Jepara.
Salah satunya adalah Zaenal Arifin warga RT 03 RW 02 yang saat ini
mengoperasikan empat alat tenun yang digerakkan tenaga listrik. Ia dibantu
istrinya menunggui kerja alat tenun yang setiap harinya menghasilkan puluhan
meter kain tenun jadi.
Zaenal Arifin mengatakan ia
bekerja sebagai penenun kain sudah hampir dua puluh tahun. Setelah lulus SD
iapun belajar menenun ke desa Troso yang jaraknya 10 Km dari desanya. Dengan
naik sepeda ia setiap hari pulang balik sampai akhirnya mahir menenun dan
mendapatkan upah.
Setelah lima belas tahun
bekerja sebagai penenun kain , akhirnya timbul pemikiran untuk meminjam alat
tenun dari juragannya untuk di bawa pulang. Bahan pembuat kain diambil dari
rumah majikannya , pemintalan kain ia kerjakan di rumahnya. Jika hari Kamis
tiba waktunya pemotongan kain dan ia mendapatkan upah.
Enam tahun yang lalu timbul
pemikiran untuk membeli alat tenun yang digerakkan listrik dan membuat kain
polosan. Dari pinjam di bank BRI Pecangaan iapun membeli alat tenun tenaga
listrik. Dengan alat tenun itu iapun mencari order pekerjaan menenun kain
polosan.
Upah menenun kain polosan ini lebih murah yaitu Rp 2.500 setiap meternya . Jika
menggunakan alat tenun manual permeter upahnya Rp 10 ribu – 12 ribu tergantung
pola dan kesulitan pembuatan. Dari satu mesin itulah ia bisa membesarkan menjadi
dua , tiga sampai sekarang ia mempunyai empat mesin tenun tenaga listrik.
“ Kalau baru alat tenun ini
harganya sekitar Rp 10 juta rupiah , kalau bekas ya 4- 6 juta tergantung
barangnya. Awalnya saya hanya punya satu alat tenun dan terus berkembang sekarang
punya empat tenun yang saya operasikan bersama istri saya “,kata Zaenal Arifin
pada kabarseputarmuria.
Zaenal Arifin menambahkan usaha
tenun kain yang ia tekuni ini hanyalah sebagai pekerja saja atau buruh membuat
kain. Jika kain polosan ini jadi ia mendapatkan penghasilan dari panjang kain
yang dihasilkan. Setiap minggunya ia bisa mendapatkan upah Rp 800
ribu – 1 juta rupiah.
“ Alhamdulillah Dari buruh
membuat kain tenun polos ini saya bisa membiayai anak kuliah di perguruan
tinggi. Selain itu juga bisa mencukupi kebutuhan harian bagi saya usaha membuat
tenun ini pekerjaan pokok saya “, tambah Zaenal Arifin.
Zaenal Arifin mengatakan
pekerja tenun bisa jadi pengusaha Tenun seperti di Jepara . Syaratnya
harus mempunyai darah pemasaran atau penjualan produk. Selain itu juga
butuh modal untuk pembelian alat dan juga bahan baku untuk operasional. Agar
bisa berjalan penenun perlu pembinaan dan bantuan dari pemerintah. (Muin)
0 Response to "ZAENAL ARIFIN PERINTIS USAHA TENUN LISTRIK SEDERHANA DI DESA TEDUNAN DEMAK"
Post a Comment