Demak – Profesi apapun jika ditekuni
dengan senang hati akan menjadi pekerjaan yang memberkahi keluarga. Meskipun
sedikit tetapi disyukuri akan menjadi barokah untuk keluargany. Itulah prinspip
pak Surawi warga desa Jleper kecamatan Mijen ini. Sudah tigapuluh tahun pria
berputra tiga ini berjualan keliling Es Cream ndeso yang dikenal sebagai es
thung.
Ya pekerjaan
sebagai penjul Es Thung ini sudah ditekuni selama lebih tiga puluh tahun lalu
ketika masih jejaka. Awalnya ada penjual es thung keliling asal Mayong yang
berjualan es thung keliling dengan gerobag di desanya. Iapun melihat secara detail cara membuat es thung
mulai dari bahan sampai dengan cara membuat sampai jadi.
Setelah teknik
membuat es thung ia kuasai usai tanam padi dan tak ada pekerjaan di rumah.
Iapun belanja keperluan untuk membuat es thung . Dengan cara melihat itulah ia
mencoba mempraktekkannya dan berhasil. Dengan gerobag di taruh di jok belakang
sepeda motor iapun mulai mencoba usaha
baru berjualan es thung.
“ Dulu awal
berjualan es thung ini satu porsinya hanya Rp 100 – Rp 200. Kini satu porsinya
jadi 1.000 rupiah. Dulu es thung dijual dengan wadah kerupuk yang langsung bisa
dimakan . Namun sekarang wadah plastic yang habis makan langsung di buang “,
cerita pak Surawi pada kabarseputarmuria Minggu (10/2)
Berjualan
keliling es thung ini cukup lumayan hasilnya . Sehingga ia menekuninya selama
30 tahun di sela selanya menggarap sawah di desanya. Selain itu warga desanya
yang mempunyai usaha jualan es thung keliling ini puluhan orang . Tiga anak
laki lakinya semua mempunyai profesi seperti dirinya.
Membuat es thung
ini perlu ketlatenan karena membutuhkan waktu yang lama . Paling cepat 2-3 jam
sehingga habis subuh iapun sudah mempersiapkan bahan dan alat untuk membuat es
thung. Bahannya terbuat dari santan
kelapa , gula , coklat , es dan garam. Satu kali membuat adonan modalny sekitar
150 ribu rupiah. Kalau habis semuanya bisa membawa pulang uang Rp 250 ribu – Rp
300 ribu.
Ia menjual satu
porsi es thungnya hanya Rp 1.000,- .
Dengan harga yang terjangkau itu dagangannya cukup laris di kampung kampung
maupun mangkal disekolah. Sebenarnya ia ingin menaikkan harga Rp 2.000 , namun
niatnya urung karena dengan Rp 1.000 saja ia sudah dapat untung . Biar sedikit
asal berkah itulah prinsip dalam hidupnya.
Selama tiga
puluh tahun pak Surawi berkeliling dari desa stu ke desa lainnya, mulai dari
desanya Jleper ke Barat hingga desa pesisir Tedunan, Kedungkarang ,
kedungmutih, Babalan , Menco. Jika musim tanam padi iapun tidak berjualan
menggarap sawah .(Muin)
0 Response to "Pak Surawi Warga Jleper Demak, Ider Es Thung 30 Tahun Perporsi Hanya Rp 1.000.-"
Post a Comment