Demak – Distribusi pupuk subsidi yang tahun lalu bisa dibeli dengan mudah dan jatah jumlah pupuk cukup untuk tiap musim tanam . Namun dengan diberlakukannya Kartu Tani membuat penyaluran pupuk sulit dan jumlah kuota pupuk subsidi jumlahnya tidak seperti tahun yang lalu. Sehingga jika sistem Kartu Tani tidak dibenahi maka petani kekurangan pupuk bersubsidi yang berkibat petani akan rugi karena biaya operasional bertani cukup tinggi. Petani harus membeli pupuk non subsidi yang harganya tiga kali lipat
Hal itu dikatakan Masdi petani dari desa Bungo kecamatan Wedung yang ditemui
kabarseputarmuria di sawahnya ketika sedang menunggui tanam padi dengan sistem
borongan . Dengan diberlakukannya Kartu Tani ia mengaku kekurangan pupuk subsidi karena
jatah pupuk yang di dapatkan dari penyalur dengan kartu tani jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu. Selain
itu juga caranya ribet tidak sederhana seperti yang lalu . Karena pupuk subsidi
hanya di beli di penyalur di desanya saja.
Mbah Masdi mengatakan , tahun lalu
sebelum adanya pemberlakuan Kartu Tani ia bisa membeli pupuk subsi di agen
pupuk di desanya . Ketika butuh pupuk ia tinggal membeli saja jika di agen desa habis ia bisa membeli di
agen lain desaj ika stok masih ada. Namun dengan adanya kartu tani ia tidak
bisa lagi membeli pupuk subsidi di lain desa . Sehingga Inilah yang membuat
sulit petani dengan diberlakukannya Kartu Tani.
“ Selain itu jumlah kuoata pupuk yang
ada di Kartu saat ini jumlah tidak sesuai dengan kebutuhan pupuk yang
sebenarnya . Bahkan ada beberapa Kartu yang belum ada kuoata atau isinya .
Contohnya saya seharusnya butuh empat zak namun yang tersedia baru dua zak. Ini
baru pemupukan pertama sudah cukup nanti jika pemupukan kedua belum ada
tambahan ini yang membuat sulit. Jangan sampai tidak ada dan saya harus beli
pupun non subsidi yang harganya lipat dua “,tambah Mbah Masdi .
Hal sama dikatakan mbah Sunardi yang
juga warga desa Bungo dengan adanya Kartu Tani ini suplai pupuk subsidi makin
sulit selain itu jumlahnya juga berkurang . Sehingga jika kuota pupuk subsidi
tidak di tambah petani akan terancam rugi. Karena biaya opersional pengeluaran
garam sawah akan menjadi tinggi. Semua biaya naik mulai dari biaya tanam , obat
, dan juga mesin untuk panen.
“ Untuk saya yang sawah milik saya sendiri
kemungkinan jika rugi ya tenaga saja karena tidak ada pengeluaran sewa sawah. Namun
jika penyewa kemungkinan banyak ruginya jika pupuk subsidi jumlahnya terus
berkurang. Jika dipaksakan beli pupuk non subsidi diperkirakan mereka rugi .
Saya usul distribusi pupuk lancar dan jumlahnya jangan dikurangi dari tahun
yang lalu “, tambah Mbah Sunardi. (Muin)
0 Response to "Distribusi Pupuk Dengan Kartu Tani Membuat Pusing Petani Ini Faktanya "
Post a Comment