Demak – Dimasa pandemi Covid 19
ini semua usaha mengalami keterpurukan salah satunya adalah usaha penjahitan
pakaian. Hal itu dikatakan Pak Asrofi penjahit pakaian asal desa Kedungmutih
kecamatan Wedung kabupaten Demak. Tahun yang lalu ia membuka usaha di kota
Jepara tepatnya di pertokoan dekat SMIK Jepara.
Namun
setelah kontrakannya habis ia terpaksa pindah usaha ke rumahnya kembali di desa Kedungmutih
kecamatan Wedung kabupaten Demak. Salah satu penyebabnya adalah sepinya orderan
penjahitan baju di kala masa pandemic covid 19 . Sebelum covid 19 merebak
usahanya tidak terkendala meski sepi namun masih ada warga yang menggunakan
jasanya.
“ Wah
masa pandemic Covid 19 ini benar benar sepi , orang jarang menjahitkan baju
atau celana . Selain itu orderan seragam juga sepi tidak seperti tahun yang
lalu sebelum ada corona. Itu menyebabkan saya tak bisa perpanjang kontrak yang
setahunnya mencapai Rp 10 juta rupiah “, aku pak Asrofi warga desa Kedungmutih RT
01 RW 03.
Kini ia
membuka usaha di toko kecil di teras rumahnya dengan mesin jahit injak ia tetap
melayani pelanggannya. Ia menerima jasa jahit kemeja , Hem , celana panjang
celana pendek untuk pria. Selain itu ia juga bisa menjahit baju untuk wanita ,apalagi
jika pelanggan membawa contoh baju. Semua bisa ia kerjakan.
Usaha
penjahitan baju “Tajun Tailor” ia tangani sendiri karena anak-naknya tidak ada
satupun yang tertarik pada usaha penjahitan pakaian ini. Oleh karena itu bila
ada anak muda yang tertarik untuk menjahit pakaian ia siap mengajari . Jika
sudah pandai ia membuka peluang bekerja di tempatnya karena masih ada mesin
jahit yang ngganggur. Selain itu ia bisa mendapat teman jika ada orderan banyak
ia bisa menangani dengan cepat .Sehingga tidak mengecewakan pelanggan.
“
Monggo bagi anak muda atau remaja yang ingin belajar menjahit bisa datang ke
rumah saya . Kalau benar benar mau belajar dan tekun saya yakin mereka mampu
dan menjadi penjahit yang bagus “, kata Asrofi.
Peluang
usaha penjahitan baju sebenarnya masih prospektif karena upah untuk penjahitan
baju ini cukup lumayan. Saat ini ia mengenakan tarip untuk penjahitan baju
kemeja atau hem tanpa dalaman ( foring ) Rp 75 ribu , untuk yang pakai foring
Rp 100 ribu, untuk jasco tanpa foring 140 ribu , Jasco pakai foring 250 ribu
sedangkan celana panjang Rp 80 ribu .
“ Ya
jika ramai sehari ya bisa menyelesaikan 1-2 baju , kalau sepi ya dua hari 1
baju . Namun jika kondisi normal usaha penjahitan baju ini masih prospektif dan
hasilnya bagus. Memang masa corona ini sepi oderan karena situasi dan kondisi “,papar
Asrofi.
Bagi
pelanggan yang biasa menjahitkan baju atau di celana dan juga pelanggan baru
pak Asrifi mempersilakan untuk datang ke rumahnya di pinggir jalan Kedungmutih
Babalan . Ia bisa mengerjakan semua jenis pakaian untuk anak-anak sampai dengan
dewasa. Ia menjamin jahitannya tidak kalah dengan penjahit di kota .karena ia
pernah juga bekerja di Tailor Kudus Bhatara dan Maju. (Muin)
0 Response to "Lebih 30 Tahun Pak Asrofi Tekuni Usaha Jasa Jahit Pakaian"
Post a Comment