Pak Sutriman Usai Menjual Sampah pada ibu ibu MAMPU desa Kedungmutih |
Demak – Hidup harus bekerja dan
menghidupi keluarga itulah yang kini dijalani oleh Pak Sutriman warga desa
Kedungmutih kecamatan Wedung kampung Karangsambung. Setiap hari ia bekerja
sebagai pemulung dengan mengais rejeki di tempat pembuangan sampah di desanya. Ia
mengumulkan sampah plastic , kertas dan kadang besi tua .
Setiap pagi ia
berangkat dari rumahnya ke tempat pembuangan sampah yang hanya bersepeda onthel
sekitar sepuluh menit. Jam delapan ia berangkat dengan membawa sepeda tua
dengan dua keranjang dan beberapa zak untuk tempat sampah yang di pungut. Siang
ketika bedug dhuhur ia pulang untuk makan dan shalat. Usai shalat ia kembali
lagi mencari sampah sampai bedug ashar ia pulang .
Pekerjaan
sebagai pemulung sampah ini sudah dijalaninya sekitar enam bulan . Sbelum itu
ia boro kerja serabutan ke luar kota hingga keluar jawa sampai di Batam . Di
Batam ia bekerja sebagai kuli pembuat bata merah sempat pula memboyong
keluarganya ke sana.Namun karena rindu kampung halaman ia pulang lagi ke
Kedungmutih.
“ Ya setelah
kemana kemana saya pulang lagi kemari , kini mulung sampah hasilnya cukup
lumayan sehari bisa dapat Rp 80 ribu – 100 ribu . Malah kini bisa lebih karena
ada yang beli sampah plastic jenis apa saja “, kata Pak Sutriman pada kabare
Demak Minggu (7/2) di tempat pembuangan sampah akhir desa Kedungmutih.
Sutriman
mengatakan semenjak ibu ibu MAMPU (Maju Perempuan Indonesia Untuk
Penanggulangan Kemiskinan) Kedungmutih membeli sampah tidak hanya botol saja
penghasilannya bertambah . Dulu ia hanya menjual sampah plastic berupa botol
dan kertas saka . Namun kini ia bisa menjual sampah plastic apa saja sehingga
penghasilannya bertambah.
“ Dulu ada
pengepul dari luar desa yang beli sampah plastic tetapi kini plastic saya jual
pada mbak Sriyati coordinator ibu ibu MAMPU desa Kedungmutih. Untuk yang botol
dibeli perkilogramnya Rp 2.000 sedangkan untuk plastic apa saka dibeli Rp 1.500
perkilogramnya “, tabah Sutriman yang akrab dipanggil pak Golojon.
Sutriman
menambahkan setelah bergelut dengan sampah yang menurut orang jijik namun ia
menganggap sampah adalah rejeki untuk keluarganya. Meskipun harus berpanas panas dan melawan bau yang
tidak enak pekerjaan ini ia tekuni dengan santai dan ringan. Oleh karena itu
setiap hari ia berangkat dari rumah dengan penuh semangat mengais rejeki di
tempat sampah desa Kedungmutih. Ia bersyukur tidak lagi merantau keluar desa
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Terpisah mbak
Sriyati koordinator Ibu Ibu MAMPU desa Kedungmutih yang membuka Bank sampah di
desanya mengatakan , pak Sutriman merupakan mitra kerjanya yang paling
produktik. Setiap hari ia bisa timbang sampah dua kali siang dan sore hari .
Setiap penimbangan hasilnya cukup banyak sehingga npenghasilan setiap harinya
paling sedikit Rp 100 ribu bahkan banyak lebihnya. Dulu ia hanya jual sampah
botol pada pengepul luar desa ,kini semua sampah plastic saya beli sehingga
penghasilannya bertambah banyak.
“ Monggo
seluruh warga desa Kedungmutih saya persilakan untuk menjual sampah plastiknya
pada kami . Semua sampah plastic saya beli paling kesil seperti bungkus perpen
,bungkus sampo , bungkus snak laku disini “, kata mbak Sri .(MUIN)
0 Response to "Pak Sutriman Rejekinya di Tempat Pembuangan Sampah desa Kedungmutih Demak"
Post a Comment