Demak – Panas terik di bulan Juli ini disambut gembira para petambak garam di Demak lahan tambak garam yang dulunya sepi kini mulai ramai . Petambak garam mulai menata lahannya untuk persiapan produksi garam . Diantaranya mempersiapakan peralatan membuat garam dan juga menata lahan untuk mengatur jalannya air.
Sentra produksi garam di kabupataen Demak terpusat di kecamatan Wedung. Desa-desa yang merupakan sentranya pembuatan garam krosok ini adalah desa Kedungmutih, Kedungkarang, Babalan , Tedunan, Kendalasemj, Mutih Kulon , Mutih Wetan dan Berahan Wetan .Usaha pembuatan garam di Demak ini memanfaatkan air laut yang dipanaskan sinar matahari. Dan usaha ini sudah puluhan tahun adanya dan merupakan usaha pokok warga.
Rokib (50) petambak garam dari desa Kedungkarang megatakan , usaha pembuatan garam ini mengandalkan sinar matahari . Sehingga jika panas matahari ada produksi garam cepat menghasilkan. Namun jika cuaca mendung apalagi hujan garam akan sulit jadi atau gagal panen. Apalagi jika hujan terus petambak garam tak akan memperoleh hasi.
“ Biasanya bulan Juli sudah tiba masa panen , namun karena bulan kemarin masih ada hujan maka kita belum bisa panen. Jika hari ini panas sampai sepuluh hari ke depan tidak ada hujan . Lahan ini bisa diambil garamnya “, ujar Rokib yang menggarap tambak garam dipinggir jalan .
Rokib mengatakan membuat garam tidak sulit hanya memindahkan air saja . Yang terpenting adalah adanya sinar matahari untuk menjemur air agar menjadi air tua. Jika dilahan air sudah tua maka garam akan cepat di panen. Pemindahan air dari sungai kemudian masuk ke saluran tambak. Dari saluran tambak kemudian dinaikkan ke petak petak pembuatan garam .
“ Lahan ini kita petak petak seperti sawah , ada yang untuk penyimpanan air tua seperti di sana . Dan ini persiapan untuk kristalisasi air tua menjadi garam . Untuk mempercepat kristalisasi sekarang menggunakan geo membrane atau plastic hitam seperti ini “, kata Rokib sambil menunjukkan plastic hitam yang akan dipasang di meja kristalisasi.
Ditanya tentang harga garam saat ini Rokib mengatakan masih rendah dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Saat ini harga garam perkwintal di lahan maksimal Rp 40 ribu, Dengan harga tersebut petambak garam belum dapat untung. Agar dapat keuntungan harga garam di lahan minimal Rp 50 ribu rupiah . Oleh karena itu ia berharap tahun ini harga garam bisa naik seperti beberapa tahun yang lalu.
“ Harga tertinggi garam pernah terjadi mencapai Rp 300 ribu
perkwintalnya . Ketika itu tidak ada produksi garam dalam satu tahun karena hujan terus. Ya untuk tahun ini kita
berharap harga garam bisa diatas Rp 50 ribu di lahan. Kalau kurang dari itu
petambak tak dapat untung bahkan ada
yang rugi karena biaya produksi garam sekarang tinggi dengan adanya pemakaian
geomembran “, kata Rokib menutup sua.
(Muin)
0 Response to "Produksi Garam Demak Di Mulai , Berharap Harga Kembali Berjaya"
Post a Comment